Terimalah Aku Sebagai Kekasihmu Kembali

Suatu ketika dahulu

Engkau pernah menjadi kekasihku

Aku bersamamu setiap waktu

Meninggalkanmu sekejap membuatku rindu

Pernah aku menangis sendu

Lantaran susahnya mengingat isimu

Kucatatkan di dalam diari hidupku

Betapa sukar mujahadahku untukmu

Itu kisah-kisahku yang dulu

Sewaktu aku berada di bumi barakah DQ

Namun kini aku semakin malu

Denganmu serta dengan Penciptaku

Di mana kau sekarang di dalam hatiku?

Layakkah aku bergelar hamalatul Quran?

Aku malu ya Allah...

Puisi ini kutitipkan buat diriku

Agar aku menghargai kekasihku

Kerana kehilangannya susah diburu

Dari Ibnu Umar r.a.,bahawa Nabi Muhammad Sollallahu alaihi wasallam bersabda:

“Perumpamaan orang yang hafaz Al Quran adalah seperti pemilik unta yang terikat, jika dia terus menjaganya maka dia dapat terus memegangnya, dan jika dia lepaskan maka ia akan segera hilang.”

[Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim]

Ibnu Mas'ud r.a. berkata:

Penghafaz Al Quran harus dikenal dengan malamnya saat manusia tidur, dan dengan siangnya saat manusia sedang tertawa, dengan diamnya saat manusia berbicara, dan dengan khusyu'nya saat manusia gelisah. Penghafaz Al Quran harus tenang dan lembut, tidak keras, tidak sombong, tidak bersuara kasar dan tidak cepat marah.

Al Quran, terimalah aku sebagai kekasihmu kembali...